http://microsite.tabloid-nakita.com/blogcompetition/

Minggu, 24 Maret 2013

Yamaha Pilihan Saya, Apa Pilihan Anda ?








Saat ini sepeda motor masih menjadi kendaraan alternatif yang banyak dipilih masyarakat untuk menghadapi kemacetan. Bentuknya yang ramping mampu menerobos padatnya volume kendaraan terutama di pagi dan sore hari. Kendaraan alternatif yang di buat pemerintah agar  beralih ke kendaraan masal belum mampu mengatasi kemacetan.

Dibutuhkan waktu 1 jam perjalanan menuju ke tempat kerja dengan jarak tempuh 16 km menggunakan sepeda motor di kota yang terkenal dengan kemacetannya ini. Padahal kalau tidak mecet hanya 30 menit untuk sampai disana. Apalagi jika menggunakan kendaraan umum, dibutuhkan waku lebih lama. 

Sebagai ibu yang bekerja, waktu sangat berarti bagi saya. Harus smart me-manage waktu anatara bekerja dan mendidik anak. Begitu pula dalam memilih kendaraan roda dua yang menunjang kegiatan  sehari-hari. Harus mendukung kebutuhan saya yang kinetik, tapi tidak banyak yang saya ketahui tentang otomotif . Jadi saya serahkan urusan yang satu ini kepada suami. 

Sepeda motor pertama yang saya beli adalah Yamaha Jupiter Z tahun 2005 di kota kembang Bandung. Entah kenapa suami memilihkan sepeda motor jenis ini, padahal indusrti otomotif yamaha sudah mengeluarkan sepeda motor pertama khusus perempuan. Yamaha Mio dengan sistem automatic memudahkan perempuan untuk berkendaraan. Nampaknya suami lebih tahu dan memahami saya seperti halnya yamaha memahami dan lebih tahu kebutuhan konsumen akan sepeda motor yang keren, cepat dan canggih.

Sedikit demi sedikit saya mulai belajar memahami sepeda motor yang semakin di depan ini  sebagai salah satu bentuk safety dalam berkendara roda dua. Lima tahun lebih Jupi Z menemani saya malang melintang menjelajahi ibu kotanya Indonesia. Desember, 2010 saya terpaksa menjual motor kesayangan yang memiliki plat D 6596 EH ini karena alasan ekonomi.
Alhamdulillah suami mengantinya dengan yang lebih gagah Jupiter MX tidak peduli edisi yang keberapa yang penting berwarna ungu.
 “Makin cinta dech”, kataku.
 “ama siapa?”, tanya suami. “Yamaha donk.... dannn Ayah”, lanjutku.



Jalan-jalan yuk, pake motor Jupiter MX.


Ada hal lucu tentang motor baru saya, tanpa disadari bunyi klakson berubah jadi lebih kecil. Sampai suatu  hari adik laki-laki meminjam karena sepeda motor vega R miliknya sedang di service.
“Tuil..(begitu adik memanggil saya), motor udah keren, udah gagah tapi il feel denger bunyi klaksonnya”, sambil mengembalikan kunci kepada saya.
Dan ternyata ada masalah dengan spekernya, setelah itu saya gantian bawa Jupiter MX ke bengkel yamaha langganan saya.

Bengkel langganan yamaha sewaktu masih di Jakarta


“aku ama teh Dina aja”, pilih salah satu rekan kerja ketika ikut nebeng.
“habis enakeun bawanya”, tambahnya lagi dengan logat sundanya yang kental.
Padahal bukan bawanya yang enak tapi karena motornya yang canggih didesign dengan baik supaya si pengendara merasa nyaman.

 Seperti halnya suami yang makin mengerti saya, yamaha terus berinovasi menghadirkan sepeda motor sesuai tuntutan zaman. Sebagai bentuk partisipasi peduli lingkungan yamaha menciptakan motor yang irit bahan bakar dengan sistem fuel ijection.


Produk baru dari Yamaha Indonesia menciptakan mesin injeksi semakin responsif, cepat dan irit.  New XEON RC hadir dengan memberikan nuansa racing (balap) kepada masyarakat Indonesia. Bukan hanya performanya yang hebat, melainkan juga memberikan kenyamanan perjalanan saat mengendarainya.
Ada baiknya kenali jenis motor sebelum menentukan sepeda motor apa yang anda butuhkan, sesuaikan dengan kebutuhan. Yamaha Jupiter MX masih jadi sepeda motor pilihan saya, apa pilihan anda?,

Kakak (kiri), narcis dengan Yamaha Vixionnya


Tulisan ini diikutkan dalam 
Yamaha Blog Competition






Jumat, 22 Maret 2013

Beli Wortel Dan Kangkung Dulu Ya,


Anak-anak adalah harta kita yang tidak ternilai. Kelucuan dan keluguannya kerap menjadi penawar lelah setelah seharian beraktifitas. Pola tingkah si kecil yang menggemaskan membuat kita selalu dihinggapi rasa rindu walaupun baru beberapa saat berjauhan.

Setiap bulan saya selalu mengajak anak-anak mengunjungi neneknya yang tinggal di luar kota. Selain silaturahmi, hal itu dilakukan agar terjalin kedekatan antara nenek dan cucu. Nampaknya rutinitas ini menjadikan mereka kecanduan, sampai-sampai setiap akhir pekan sikecil minta jalan-jalan.
“Bu, masa liburan gak kemana-mana.”, celoteh kakak yang sudah sekolah TK. ”Padahal cuma libur sabtu minggu”, pikirku.
“yuk, anah ayan-ayan”,(“yuk, kesana, jalan-jalan”,) dukungan sang adik yang mulai pandai merangkai beberapa kata menjadi sebuah kalimat.

Rest Area favorit si kecil di km.88 cipularang "yang ada kincirnya", kata kakak

Saya dan ayahnya saling melempar pandangan mendengar argumen si kecil, dirasa kami perlu mensiasati kegemaran mereka yang satu ini. Tidak harus selalu keluar kota atau membutuhkan  biaya yang lumayan mahal. Jalan pagi ke istana Bogor dengan berbekal seikat kangkung dan wortel untuk memberi makan rusa atau berkunjung ke museum Zoologi di kota yang terkenal dengan kota hujannya ini, sudah cukup membuat mereka bahagia.

Rusa di penangkaran

Rusa makan, Ade makan kakak juga ikutan makan.
“bu, beli wortel dan kangkung dulu ya?”, pintanya Nazwa (5 tahun) sebelum jalan pagi.

Agar kegiatan ini berkesan dan dapat menjadi sarana edukasi, lengkapi dengan persiapan yang diperlukan seperti buku ensiklopedia atau kamera untuk menangkap momen berharga. Terlebih untuk pergi keluar kota, persiapan jalan-jalan harus ekstra lebih, terutama untuk menjaga kesehatan dan vitalitas buah hati agar tidak gampang sakit, namun dapat memenuhi kebutuhan nutrisi untuk otaknya. 

Biasanya, saya memberikan multivitamin yang berasal dari bahan alami minyak ikan yang kaya akan anti oksidan dan omega 3 untuk membantu mereka berkonsentrasai dalam menyerap informasi. Anak cerdas dan kreatif berkat apa yang mereka dapat, yaitu stimulasi dan nutrisi.
“mbu, au mum min cis”,  (“bu, mau minum vitamin sevenseas”) kata Nizar (20 bulan). Sambil membawa sendok dan vitamin sevenseas  kesukaannya.

Kedekatan Ayah dan Ade
 

 Meskipun waktu menjadi kendala sebagai ibu yang bekerja seperti saya, namun momen seperti ini dapat dimanfaatkan untuk menjalin kedekatan antara orang tua dan anak. Banyak edukasi dirasakan melalui kegiatan ini, Anak-anak dapat belajar bersosialisasi lewat ikatan silaturahmi dan menambah wawasan dari apa yang dilihatnya. Yang tak kalah penting adalah anak-anak merasa bahagia dan nyaman dengan Ibu dan Ayahnya.

 
Tulisan ini diikutkan dalam